Terbanglah Dengan Sayapmu !!!

Terbanglah Dengan Sayapmu !!!

Ketika apapun yang telah kau lakukan dengan sepenuh hati tetap saja terasa hampa, jangan ragu untuk mengepakkan sayapmu, gunakan tenagamu untuk melayang jauh. Terbanglah setinggi mungkin agar bisa kau lihat dunia yang begitu luas, dan belajarlah pada dunia yang telah kau lihat.

Senin, 03 Januari 2011

Mengapa Harus Mati ???


Pagi tadi aku dikejutkan dengan SMS yang menanyakan kebenaran meninggalnya orangtua salah satu teman. Ketika aku cek ke kantor, berita itu benar adanya. Dengan bergegas segera aku putar gas motorku ke kantor untuk mengurus beberapa hal yang bisa ku bantu untuk pangruktilaya jenasah.

“Padahal kemarin sore beliau masih bertugas sebagai lektor, dan apa koment temen majelis dan jemaat saat itu ??? Wah, lektornya bagus …. Tidak seperti biasanya. Ternyata kita punya lektor yang bagus. Bahkan sebelum kebaktian, beliau sendiri yang dengan mantabnya menyediakan diri sebagai lektor, tidak nampak tanda-tanda bahwa beliau sedang sakit” kata Pak Sat Herry, pendeta jemaat kami.

“Malam saya ditelfon keluarga, mengabarkan kalau beliau sakit, dirawat di RS Sarjito. Kaget juga saya, mengingat sore sebelumnya masih bertugas bareng saya. Ketika saya jenguk di Sarjito, nampak sudah ada kemajuan kearah sehat. Jadi saya segera pulang sekitar jam 23.00. Jam 02.15 dinihari telfon pastori berdering, mengabarkan kalau beliau sudah “kapundhut” oleh Tuhan. Ketika dinihari tadi saya meluncur ke Sarjito, saya mendengar dari istrinya kalau saat meninggal berada dalam pangkuan istrinya. Saya sungguh takjub mendengar itu semua. Kayak cerita di sinetron saja layaknya” sambung pak Sat Herry.

Tuhan sungguh hebat !!! pikir saya. Betapa bahagianya almarhum disaat-saat menjelang dipanggilnya beliau menghadap Tuhannya masih didampingi istrinya, bahkan dalam kondisi dipangkuan istri yang telah dinikahinya sekian puluh tahun lamanya. Betapa bahagianya pula istrinya, bisa mendampingi suami yang telah menjadi bagian dari hidupnya puluhan tahun ini, sampai detik-detik berpisahnya mereka secara ragawi. Ah, Tuhan ……….. Engkau sungguh Hebaaat !!!

Siang tadi saat kebaktian penghiburan dalam rangka pemakaman jenasah, aku ketemu dengan putri almarhum, mbak Grace, istri mas Memed yang selama ini duduk satu ruang denganku di Posko, bercerita banyak tentang ayahandanya. Ketegaran nampak jelas melekat dalam diri mbak Grace atas perpisahan dengan orangtuanya, sama seperti sesaat kemudian ketika aku ketemu dengan mas Memed. Kepasrahan akan apapun kehendak Tuhan dalam diri mereka, menjadikan tidak nampak adanya beban karena mereka tahu betapa Tuhan tidak akan pernah tinggal diam. Salut mbak Grace …… salut juga mas Memed. Kalian menjadi inspirasi bagiku dalam menghadapi pahitnya kehidupan. Ketika seringkali banyak orang menggugat Tuhannya atas kesedihan luar biasa yang dihadapinya, aku mendapatkan pelajaran sikap yang lain.

Kapan kita sadar akan semuanya itu ?? Ketika orang menggugat atas kematian saudara, anak, istri, suami, orangtua, atau orang-orang yang dicintainya; Benarkah dan Apakah kita punya hak untuk menggugat Tuhan ?? Mengapa pula kita harus menggugat Tuhan ??

Terimakasih Tuhan, telah Kau celikkan mata hati kami. Dampingi bu Hery Surachman, dampingi mbak Grace, dampingi mas Memed, dampingi juga kami agar selalu dan selalu percaya dan bisa mengucap syukur atas apapun kehendakMu.

Selamat jalan pak Hery Surachman, Tuhan sudah mengulurkan tanganNya menuntun bapak ke pangkuan Bapa di Surga.

My God, You are is the Great !!!

Jogja, Senin sore di Januari 2011.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar